Teks oleh Mustika T. Yuliandri @perempuanthicka | Foto oleh Shinko Siburian @shinkosiburian & istimewa
Mahasiswa Gandrung Cinema (Magacine) adalah salah satu dari
sedikit wadah yang menampung minat anak muda terhadap dunia
sinematografi.
SUASANA kampus FISIP sore itu tampak lengang, hanya ada
beberapa anak muda yang yang sesekali lalu lalang dan sebagian lagi
asyik dengan laptopnya masing-masing. Ternyata sebagian dari mereka
adalah anak-anak Magacine yang sore itu ngobrol santai dengan kegiatan
yang akan segera mereka langsungkan dalam waktu dekat.
Komunitas yang berdiri pada tahun 2006 ini ternyata pada awalnya adalah
ide dari salah satu orang tua dari anggota awal Magacine yaitu M. Gizhan
Tamimi yang menilai dibutuhkannya sebuah wadah yang bisa menampung
aspirasi anak muda yang memiliki minat terhadap dunia sine-matografi.
Sejak saat itu, tiga orang pendiri awal Magacine yaitu Ade Ardianta,
Ryan A. Juskal, dan Hadlinsyah Pratama pun sepakat mendirikan New
Magacine yang pada awalnya masih bernama IMAGIF (Ikatan Mahasiswa Gila
Film). Karena dinilai namanya IMAGIF sendiri tidak begitu menarik, maka
digantilah menjadi Magacine.
Belajar Dari A-Z Tentang Film
“Di New Magacine kami nggak
hanya belajar bagaimana cara membuat film, tapi juga belajar bagaimana
berorganisasi dan bekerja sama dengan orang lain,” cerita Fanri yang
sekarang menjabat sebagai ketua dari New Magacine. New Magacine sendiri
telah memproduksi beberapa film yang antara lain Ucok in Medan, Sekolah Seberang, Mengapa Harus D, Ada Titik Awal Tiada Titik Akhir, dan 999 Burung Kertas.
Kesemua film tersebut murni diproduksi oleh anggota-anggota yang
bergabung di New Magacine. Sekarang setelah lima tahun berdiri, New
Magacine telah mampu merekrut sekitar 35 anggota dan selalu berusaha
menghasilkan film-film bagus guna melatih para anggotanya
(khususnya anggota) baru bagaimana memproduksi sebuah film yang baik.
“Di sini perekrutan anggota setahun sekali, dan biasanya anggota
tersebut akan dibagi sesuai dengan minat dan bakat mereka. Misalnya bagi
yang berbakat menjadi penulis naskah, editor, cameramen, sutradara, dan lain-lain,” sambung Fanri lagi.
Kegiatan New Magacine sekarang dilakukan rutin setiap hari Senin. Di
mana para anggota akan diberi pengarahan oleh para senior yang sudah
berpengalaman di dunia sinematografi. Tak hanya teori, para anggota juga
akan dibimbing bagaimana membuat film. Dimulai dengan naskah sampai
dengan proses produksinya. Malah para anggota baru sekarang diwajibkan
membuat film sendiri. Selain pertemuan rutin setiap Senin, para anggota
New Magacine juga sering melakukan pertemuan di luar untuk ngobrol
dan diskusi mengenai film. Intinya New Magacine adalah tempat segala
sesuatu yang menyangkut tentang film dan dunia sinematografi digali dan
di-share dengan sesama anggota. Sehingga pengetahuan masing-ma-sing anggota tentang film dan seluk-beluknya semakin bertambah.
From Magacine Become New Magacine
Kenapa
ditambahkan kata ‘new’ pada Magacine ternyata memiliki cerita
tersendiri. Dahulunya Magacine hanya dibuat untuk anak-anak Departemen
Komunikasi di FISIP. Sedangkan para mahasiswa yang ingin bergabung dari
departemen lain tidak diterima. Seiring dengan berjalannya waktu dan
semakin tingginya minat orang-orang yang ingin bergabung dibukalah
perekrutan untuk semua departemen yang ada di FISIP. Kata ‘new’ sendiri
mewakili perubahan tersebut.
“Dulunya ini hanya untuk anak-anak Komunikasi
aja, tapi karena
banyak dari jurusan lain yang berminat gabung kami pun memutuskan untuk
merekrut dari berbagai jurusan yang ada di Fisip,” tutur Ardi salah satu
pendiri dan juga pernah menjadi ketua New Magacine. Pada tahun
2008-2009 kepengurusan New Magacine juga pernah mengalami masa surut.
Dan bangkit kembali pada 2010. Hal tersebut jugalah yang melandasi
ditambahnya ‘new’ pada komunitas yang berdiri pada 11 November 2006 ini.
Tak hanya memproduksi film, New Magacine juga pernah memenangkan
penghargaan dari Festival Film Jurnalistik di FISIP untuk film mereka
Sekolah Seberang. Di New Magacine para anggotanya tak hanya membuat film
dan berbagi tentang film, tetapi juga berusaha dan belajar sekeras
mungkin untuk bisa menghasilkan film-film berkualitas yang nantinya juga
diakui dunia luar.
Tujuan awal didirikannya komunitas ini adalah untuk menampung
passion
anak-anak muda tentang dunia sinematografi. Mereka menyadari bahwa di
Medan sendiri belum banyak komunitas mengenai sinematografi. Oleh karena
itu, tujuan mereka adalah sebagai wadah kecil untuk menampung bakat,
minat, dan keinginan besar orang-orang yang ingin mengembangkan
pengetahuan sinematografi mereka. “New Magacine ini komunitas yang
santai dan
nggak macam-macam. Tetapi untuk situasi tertentu di
sini kita mampu dituntut serius dan profesional. Selain itu sisi
kekeluargaan masing-masing anggotanya juga sangat tinggi. Saya rasa hal
tersebut adalah kunci suksesnya sebuah komunitas,” tutur Fanri
mengakhiri.