Rabu, 14 Maret 2012

Ada Apa dibalik KONY 2012 ?



Pijar, Medan.  Akhir-akhir ini di jejaring sosial, forum-forum internet dan media massa, sedang hangat-hangatnya membicarakan sebuah video yg dibuat oleh Jason Russel, dari invisible children yang berjudul KONY 2012. Video tersebut berisikan tentang cerita kehidupan seorang anak yang bernama Jacob yang hidup dengan ketakutan setelah kakaknya dibunuh oleh para tentara Lords Resistance Army’s dibawah kepemimpinan jenderal Joseph Kony.

Joseph Kony merupakan salah satu buronan utama berasal dari Uganda dan termasuk dari sepuluh orang yang paling dicari oleh FBI dan International Criminal Court Investigations. Joseph Kony selama 26 tahun telah menculik 30.000 anak dari orangtua mereka atau Joseph membujuk orangtua tersebut agar anaknya diasuh olehnya. Namun sebagian besar anak-anak kecil tersebut di jadikan tentara perang pemberontakan LRA dan wanita-wanita penghibur. Mereka yang belum tertangkap LRA di Uganda, harus hidup berpindah-pindah, karena jika tertangkap mereka akan dibunuh. Mereka hidup dalam ketakutan..

Melalui video dokumenter ini Invisible Children ingin menggalang dukungan kepada para masyarakat di belahan dunia maupun, agar dukungan para masyarakat berguna untuk menangkap Joseph Kony jenderal LRA. Selain itu, Invisible Children melalui kampanye ke kampus-kampus di daerah bagian di USA, memberikan seminar-seminar dan diskusi tentang kekerasan kemanusiaan yang terjadi di Uganda. Selain itu, dengan menggunakan jejaring sosial yang dekat dengan kehidupan anak muda, invisible children terus mendapat dukungan dari Twitter,Facebook, atau Youtube. Menurut salah satu anak muda pendukung gerakan Invisible Children yang bernama Dila, “Kita tidak perlu untuk menunggu campur tangan pemerintah, kita bisa melakukannya sendiri. Selain itu kami para generasi muda merupakan pengguna internet terbesar adalah sasaran yang paling tepat untuk menjalankan kampanye kemanusiaan ini, kita harus buat Joseph Kony terkenal dan kami para anak muda akan menangkap Joseph Kony” tukas salah satu siswa SMA swasta di Medan tersebut.




Namun sejalan dengan makin menyebarnya gerakan pro Anti-Kony yang dilakukan para tokoh, artis dan anak muda, ada beberapa pihak yang berseberangan dengan kegiatan kampanye yang digagas oleh Invisible Children ini. Salah satunya adalah Grant Oyston yang kontra dengan gerakan kampanye ini. Grant mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas dana yang di berikan oleh para pendukung kepada grup “TRI”. Selain itu Jack Mcdonald, peneliti pertahanan dari King College berpendapat bahwa kampanye ini dapat berdampak buruk pada rakyat Uganda. “”Ini sungguh tak bermoral mencoba dan menjual visi intervensi asing yang mengabaikan fakta bahwa rakyat bisa terbunuh sebagai konsekuensinya. Ini berlaku untuk politisi sekaligus Jason Russle (sutradara)”.

Menurut saya visi dan misi gerakan yang dibentuk oleh Jason Russel dari Invisible Children sangat mulia. Karena tujuan  mereka hanya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dunia untuk menangkap Joseph Kony, pemimpin dari LRA. untuk menyelamatkan hidup 30 ribu anak kecil di Uganda. Namun setidaknya harus ada beberapa aspek yang diperhatikan oleh Invisible Children agar tidak ada hal buruk yang dilakukan Joseph Kony saat dilakukannya kampanye kemanusiaan ini. (yudha)

Sumber: mediapijar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar